Komunitas LGBT bertemu Megawati dalam Peringatan Hari Buruh
Jakarta-Pada hari Rabu, (3/5/2012) Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperinganti hari buruh sedunia
(May Day). Acara yang berlangsung di Seketariat PDIP di jl. Lenteng
Agung, Jakarta Selatan. Di hadiri oleh Presiden Indonesia ke 5 Megawati
Soekarno Putri, Rieke Diah Pitaloka, dan berbagai element organisasi
masyarakat antara lain : Organisasi Buruh, Pekerja Rumah Tangga,
Petani, Perawat, dan Komunitas Lesby, Gay, Biseksual, dan Transgender
(LGBT).
Dalam acara ini Dr. Ribka Tjiptaning (Ketua Komisi 9 DPR) dalam pidatonya mengatakan "Waria merasa bagian dari warga Indonesia dan menuntut hak atas kerja, karena mereka juga para Sarjana-Sarjana". tuturnya.
Organisasi LGBT yang ikut hadir dalam acara tersebut yakni Forum Komunikasi Waria (FKW), Arus Pelangi , Yayasan Putri Waria Indonesia (YPWI).
Saat diwawancarai oleh wartawan Our Voice Indonesia Merlyn Sopjan mengatakan “Saya
dan teman-teman dari LGBT ini berharap ada harapan-harapan ke depan
ingin mendapatkan hak dalam pekerjaan terutama, dan akses kesehatan”.
Nursuhud dari Komisi 9 DPR mengatakan “Di
dalam kehidupan warga negara tidak boleh ada diskriminasi, apapun
statusnya, apapun orientasi seksualnya dia adalah warga negara yang
harus dibela kepentingannya dan hak asasinya harus dipenuhi itu yang
menjadi prinsip. Dan nanti kami akan menindak lanjuti laporan tersebut
itu sebagai garis cermin fraksi nantinya”, ujarnya.
Jepri Firdaus selaku Seketaris Departement Tenaga Kerja PDIP menambahkan “Dalam
sebuah konteks negara semua memiliki hak yang sama tidak ada membeda
-bedakan baik itu agama, suku, ras, maupun orientasi seksual. Saya pikir
itu yang perlu dijamin oleh negara bahwa hak asasi itu harus dipenuhi”,
pungkasnya.
Dikesempatan
acara tersebut salah saru perwakilan komunitas LGBT memberikan beberapa
buku kepada Megawati diantaranya Hak Kerja Waria Tanggung Jawab Negara,
Diskriminasi dan Kekerasan terhadap LGBT, Prinsip-prinsip Yogjakarta.
“Kami
dari komunitas waria Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan untuk bisa
bersaing dengan masyarakat yang lain. Tetapi memang selama ini kami
selalu di tolak bekerja karena dianggap antara penampilan kami dengan
kemampuan kami dalam berpikir dan bertindak tidak sama. Jadi kami mohon
setidaknya melalui peringatan hari buruh yang diselenggarakan oleh PDIP,
kami bisa memberikan wacana kepada masyarakat Indonesia dan PDIP yang
katanya peduli wong cilik”, tambah Merlyn. (Anang Prasetio)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar